Karimun – Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Karimun, Provinsi Kepri kini punya layanan kesehatan baru yaitu hemodialisa (cuci darah) yang bisa diakses pasien umum.
Hemodialisis adalah salah satu jenis penanganan bagi pasien gagal ginjal dengan menggantikan sebagian fungsi ginjal dengan mesin dialisis.
Kedepannya juga RSBT akan melaunching layanan operasi katarak modern dengan menggunakan alat phaco emulsifikasi.
Mewakili Bupati Karimun Aunur Rafiq,
Kepala Dinas Kesehatan Rachmadi meresmikan unit pelayanan kesehatan cuci darah RSBT, Jumat 2 Agustus 2024.
Pelayanan hemodialisa yang disediakan di RSBT Karimun memiliki 4 tempat tidur yang dilengkapi mesin cuci darah, 3 perawat, dokter penangungjawab dan dokter sepesialis.
Selain itu, pelayanan hemodialisandi RSBT Karimun juga mengakomodasi pasien yang menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Untuk awal ini ada 4 unit mesin cuci darah yang digunakan, rata-rata layanannya 4 jam, per harinya bisa melayani 4 sampai 8 pasien. Kita juga bekerjasama dengan BPJS Kesehaan,” ujar Plt Direktur RSBT Karimun dr Fifi Dayanti.
Baca: 22.866 Anak di Kabupaten Karimun Sudah Diimunisasi Polio
Ia mengatakan, pembukaan unit pelayanan baru tersebut sebagai upaya pengembangan untuk meningkatkan dan memaksimalkan layanan kesehatan kepada masyarakat.
“Dengan dibukanya pelayanan ini, masyarkat sekarang bisa mendapatkan pelayanan cuci darah di RSBT, tidak lagi lagi bolak-balik ke Batam. Pada intinya kami memberikan kemudahan dari segi jarak,” ucap Fifi.
Sementara itu, Kadinkes Karimun Rachmadi merasa senang dan menyambut baik adanya pelayanan cuci darah di RSBT, karena daya tampung pasien cuci di RSUD M Sani Karimun terbatas.
“Jumlah pasien cuci darah ada 105, di RSUD hanya memiliki 18 mesin tentu tidak tertampung. Dengan juga ada layanannya di RSBT bisa menampung 8 pasien per harinya akan membantu, tidak ada lagi pasien yang harus dirujuk ke Batam. Alhamdulillah, saya sangat senang sekali,” tuturnya.
Disampaikannya, pasien hemodialisa terutama yang gagal ginjal setiap tahunnya terus bertambah.
Untuk itu Kadinkes meminta kepada jajaran untuk selalu mengajak masyarakat yang sudah dinyatakan menderita hipertensi dan diabetes militus untuk minum obat secara rutin.
“Biangnya penyakit itu ada 2 yaitu hipertensi dan diabetes militus. Kedua penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tapi menimbulkan penyakit lain yang menyebabkan kematian,” kata Rachmadi.