Iklan - Scroll Untuk Baca Artikel
KepriLinggaPeristiwaTrend

Soal Mesin AMDK, Alias Wello Sebut Nizar Asal Bicara

×

Soal Mesin AMDK, Alias Wello Sebut Nizar Asal Bicara

Sebarkan artikel ini
Soal Mesin AMDK, Alias Wello Sebut Nizar Asal Bicara

Lingga – Pernyataan Calon Bupati Kabupaten Lingga Muhammad Nizar terkait berhentinya operasional produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Cap Gunung Daik yang di produksi BUMD Lingga, disebabkan tidak mampunya mesin produksi memenuhi target.

Dalam kampanyenya, Nizar menyebutkan bahwa produksi air minum hanya 300 dari 1.000 karena mesin yang dibeli adalah mesin rakitan, hingga tidak mampu memproduksi sesuai spesifikasinya.

Iklan - Scroll Untuk Melanjutkan
Iklan - Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Apa yang diucapkan Muhammad Nizar dalam kampanye di Desa Persiapan Cempaka hanya asal bicara. Terkait spesifikasinya telah sesuai dengan yang diharapkan,” kata sumber yang tidak ingin namanya disebutkan, Rabu (6/11/2024).

Lanjut sumbet, berdasarkan data yang ia miliki, hasil produksi mesin yersebut saat beroperasi sudah maksimal. Ada dua jalur mesin produksi air kemasan yang dimiliki BUMD Lingga untuk mengoperasikan produksi air minum.

Jalur pertama, memproduksi air minuman dalam kemasan cup yakni gelas. Dalam satu hari minimal dapat memproduksi 7.000 gelas air minum yang siap jual.

Sedangkan untuk jalur kedua, yakni memproduksi minuman dalam kemasan botol kapasitas 330 dan 600 mililiter.

Baca: Catut Nama Kapolda Kepri, Ketua Melayu Raya Firdaus Kecam Pernyataan Kabag Tapem Karimun

Pada jalur tersebut bisa memproduksi sedikitnya 4.200 botol untuk ukuran 330 mili liter dan 2.500 botol untuk ukuran 600 mili liter.

Namun pada saat mengoperasikannya jalur ini, produksi air harus secara bergantian, sebab masih mengunakan sistem manual.

“Berdasarkan data-data, kami bisa simpulkan produksi air minum tersebut bisa melebihi dari apa yang disebutkan Muhammad Nizar dalam kampanyenya, Nizar berbicara tidak mengunakan data,” ucap sumber.

Sumber juga mengakui, benar terjadi kerugian produksi AMDK Cap Gunung Daik. Namun kerugian tersebut bukan disebabkan oleh tidak maksimalnya mesin produksi.

“Melainkan kendala yang sebenarnya adalah mahalnya biaya pembelian bahan baku untuk kemasan air minum tersebut,” ungkapnya .

Sementara pada saat produksi juga terkendala dengan kemampuan pasokan listrik yang sering mati. Kondisi ini yang sering menghambat operasional produksi kemudian dilakukan dengan cara manual.

Dan perlu diketahui, pembelian bahan baku seperti cup dilakukan melalui pihak ketiga, karena modal BUMD yang terbatas. Padahal sudah berulang kali diajukan untuk penyertaan modal kepada Pemkab Lingga sebagai pemilik BUMD.

“Namun tidak pernah direalisasikan,” kTa sumber.

Terkait hal tersebut, mantan Bupati Lingga Alias Wello mengatakan, bahwa pembelian mesin AMDK disesuaikan dengan anggaran yang disiapkan.

Dikatakannya lagi, awal pendirian air minum ini ditujukan untuk kebutuhan lokal, dengan mesin yang dibeli untuk produksi air sudah mencukupi.

Baca: Diancam, Lurah Sungai Pasir Laporkan Kabag Tapem ke Bawaslu Karimun

“Saya telah meletakkan dasar pendirian produksi AMDK ini, namun sayangnya tidak bisa dikembangkan dan diteruskan oleh kepemimpinan pemerintah daerah selanjutnya,” kata Alias Wello.

Kemudian ucapan yang disampaikan Nizar pada saat kampanye, juga tidak sesuai dengan data hasil produksi semasa ia menjadi Bupati Lingga.

“Saya menganggap ucapan yang disampaikan saat kampanye itu asal-asalan saja,” kata Alias Wello.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *