UNI EROPA – Obat-obatan terlarang baru yang berbahaya membanjiri pasar yang berkembang pesat di Eropa, kata Badan Pemantau Narkoba dan Kecanduan Uni Eropa (EMCDDA), Jumat (16/6).
Temuan suram itu merupakan bagian dari laporan tahunan badan itu. EMCDDA juga mengatakan bahwa para pengguna narkoba di Eropa sekarang terpapar pada obat-obatan terlarang yang makin beragam dan dengan kemurnian tinggi karena penyelundupan dan penggunaan narkoba di seluruh kawasan itu dengan cepat kembali ke tingkat prapandemi COVID-19.
Ganja tetap menjadi jenis narkoba terlarang yang paling banyak digunakan di Eropa, kata badan tersebut, dengan sekitar 22,6 juta orang Eropa di atas usia 15 tahun telah menggunakannya pada tahun lalu.
Menurut badan itu, penggunaan kokain juga berada pada tingkat mengkhawatirkan. Pihak berwenang setiap tahunnya berhasil menyita kokain dalam jumlah besar. Obat-obatan sintetik baru yang pengaruhnya terhadap kesehatan tidak terdokumentasi dengan baik, mengkhawatirkan para pejabat. Pada tahun 2022, 41 jenis narkoba baru dilaporkan pertama kali oleh badan tersebut.
“Obat-obatan terlarang sekarang dapat diakses secara luas dan jenis-jenis baru yang kuat terus bermunculan. Hampir segala sesuatu dengan efek psikoaktif muncul di pasar narkoba,” kata Direktur EMCDDA Alexis Goosdeel.
BACA JUGA: Polisi Tangkap 2 Tersangka Narkoba yang Kubur 3 Kg Kokain di Anambas
Di antara yang baru dan populer adalah ketamine dan nitro oksida, yang sering disebut gas tawa. Narkoba-narkoba baru itu sering dilaporkan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan kandung kemih, kerusakan saraf, dan cedera paru-paru.
Ketersediaan heroin dan opioid sintetik yang tinggi di benua itu sering dikaitkan dengan kematian akibat overdosis di negara-negara Baltik.
Laporan itu mengatakan situasi opioid di Eropa tidak sebanding dengan gambaran dramatis di Amerika Utara, di mana overdosis yang disebabkan oleh fentanil dan opioid lainnya telah memicu krisis narkoba.
Namun badan tersebut memperingatkan bahwa kelompok obat ini merupakan ancaman bagi masa depan, dengan total 74 opioid sintetik baru yang teridentifikasi di pasaran sejak 2009.
Sumber: VOA