Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia (Pilkada) 2024 sudah di depan mata.
Semua calon kepala daerah sedang berlomba-lomba mencari simpati dari masyaraktat agar dipilih pada bulan November mendatang.
Selain mencari simpati, sudah semestinya para calon kepala daerah mempunyai visi dan misi agar program kerja yang pro rakyat dapat berjalan dengan baik, sehingga masyarakat menjadi sejahtera dan daerah mempunyai daya saing dengan daerah lainnya.
Salah satu visi dan misi yang harus diperhatikan adalah isu ketenagakerjaan dan tingkat pengangguran terbuka.
Menurut data BPS Provinsi Kepulauan Riau Pada bulan Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,94% turun 0,14% dari bulan Agustus 2023 (6,80%).
Tingkat pengguran terbuka year on year dari tahun 2022 ke 2023 turun sebesar 1,43% poin (Agustus 2022-Agustus 2023).
Dari data di atas secara statistik tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan, dan ini merupakan hasil yang baik dalam pengembangan SDM di Provinsi Kepri.
Namun secara Nasional, Provinsi Kepulauan Riau berada di peringkat kedua setelah Banten dalam presentase Tingkat Pengangguran Terbuka tertinggi.
Sementara itu, pengangguran terbuka terdiri dari orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan atau sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Beberapa sebab tinggi nya tingkat pengangguran terbuka bisa saja dikarenakan ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, ketidaksesuaian dan minimnya keterampilan pekerja, perubahan industri, jumlah penduduk, kemiskinan dan faktor penyebab lainnya.
Untuk itu, solusi yang bisa di ambil dalam penurunan tingkat pengangguran terbuka antara lain, penambahan lapangan pekerjaan di sektor formal melalui investasi dari luar negeri maupun dalam negeri, mempermudah perizinan tempat usaha, kondisi kamtibmas yang kondusif.
Pemanfaatan Balai Latihan Kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri guna peningkatan keterampilan dan keahlian pencari kerja.
Perubahan industri ke digitalisasi harus sejalan dengan pengembangan SDM yang berbasis teknologi.
Penulis: Fauzan Haqiqi, S.E., M.M
(Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Karimun)




